Akhlak yang harus dimiliki
Bila
anda ingin menjadi Pengusaha Muslim yang sukses Dunia dan Akherat, Sebaiknya
mempunyai 10 Akhlak dibawah ini :
(01). Niat yang Benar
Dengan niat yang benar perbuatan mubah
semisal jual beli bisa berubah menjadi bernilai pahala. Sehingga seluruh sisi
kehidupan seorang muslim bernilai ibadah dan ketaatan.
Niat yang benar dalam hal ini adalah
menginginkan kebaikan untuk diri sendiri dan orang lain. Niat baik untuk diri
sendiri berupa menjaga diri dari kengkomsumsi harta yang haram, menjaga
kehormatan sehingga tidak meminta-minta, menguatkan diri sehingga bisa
melakukan ketaatan kepada Allah, menjaga jalinan silaturahmi, berbuat baik
dengan kerabat dan niat-niat baik yang lain.
Niat baik untuk orang lain berupa ikut
berperan serta memenuhi hajat hidup orang banyak yang merupakan suatu hal yang
bernilai fardu kifayah, membuka lapangan kerja untuk orang lain, berperan serta
untuk membebaskan umat dari sikap bergantung kepada orang lain dan lain-lain.
Niat adalah perdagangan orang-orang
yang berilmu. Artinya nilai sebuah amal bisa berlipat ganda disebabkan
pelakunya menyatukan beberapa niat baik dalam waktu yang bersamaan. Sungguh itu
adalah suatu yang mudah bagi orang yang Allah mudahkan.
(02).
Akhlak yang luhur
Di antara akhlak luhur yang sangat
diperlukan dalam dunia bisnis adalah jujur, amanah, qana’ah, memenuhi janji,
menagih hutang dengan bijak, memberi tempo untuk orang yang kesulitan melunasi
hutangnya, memaafkan kesalahan orang lain, menunaikan kewajiban, tidak menipu
dan tidak menunda-nunda pelunasan hutang.
Akhlak luhur adalah tiang penegak
urusan agama dan dunia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus dengan misi
menyempurnakan akhlak mulia. Orang yang paling baik akhlaknya adalah orang yang
paling Nabi cintai dan tempat duduk paling dekat dengan Nabi. Ringkasnya akhlak
yang luhur itu memborong semua kebaikan baik dunia maupun akherat.
Akhlak luhur yang dimiliki oleh para
pedagang memiliki pengaruh yang besar untuk menyebarkan Islam di berbagai
daerah di Asia dan Afrika.
Dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah
bersabda,
- “Semoga Allah mencurahkan rahmatNya kepada seorang yang memiliki sikap mudah ketika menjual, membeli dan menagih hutang“ …. (HR Bukhari no 1970).
(03).
Bisnis dalam Hal-Hal yang Baik Saja
Allah telah menghalalkan yang baik-baik
saja dan mengharamkan yang buruk-buruk bagi hamba-hambaNya. Seorang businessman
muslim tidak akan keluar dari bingkai ini meski ada tawaran yang menggiurkan
dalam bisnis yang haram.
Bisnis dalam hal-hal yang haram seperti
khamr, bangkai, daging babi dan transaksi ribawi tidak akan terlintas dalam
benak seorang muslim.
Tidaklah diragukan bahwa ini adalah
ciri khas businessman muslim, seorang yang seluruh aktivitasnya berangkat dari
kaedah halal dan haram serta semua usahanya diniatkan untuk meraih ridha Allah.
Allah Ta’ala berfirman,
- “Katakanlah: “Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, Maka bertakwalah kepada Allah Hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan“ …. (QS Al Maidah: 100).
(04).
Menunaikan kewajiban
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda bahwa Allah Ta’ala berfirman,
- “Ada tiga golongan manusia yang aku adalah musuhnya pada hari Kiamat nanti: (1) seorang berjanji dengan menyebut namaKu lalu dia melanggar janji, (2) seorang yang menjual orang yang merdeka lalu dia menikmati hasil penjualannya tersebut (3) seorang yang mempekerjakan orang lain setelah orang tersebut bekerja dengan baik upahnya tidak dibayarkan“ …. (HR Bukhari no 2150).
Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah
bersabda,
- “Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering“ …. (HR Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al Albani).
Kewajiban yang paling penting adalah
kewajiban terhadap Allah dalam harta para orang kaya. Itulah zakat, setelah itu
adalah sedekah dan berbagai sumbangan sosial.
(05).
Menjauhi riba dan berbagai transaksi terlarang yang mengantarkan kepada riba
(06).
Tidak memakan harta orang lain dengan cara yang tidak benar
Allah Ta’ala berfirman,
- “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu“ …. (QS An Nisa’: 29).
Dalam ayat ini Allah melarang
hamba-hambaNya yaitu orang-orang yang beriman untuk memakan harta orang lain
dengan cara yang tidak benar yaitu berbagai cara mendapatkan harta yang
terlarang semisal riba, judi, suap dan berbagai perbuatan yang menimbulkan
permusuhan dan memakan harta orang lain dengan cara yang tidak benar.
(07).
Komitmen dengan berbagai peraturan yang ada
Meski ada beberapa peraturan yang tidak
sejalan dengan syariat Islam, businessman muslim akan semaksimal mungkin
menghindari berbagai tindakan yang akan menyebabkannya mendapatkan hukuman,
bukan karena meyakini bahwa makhluk memiliki kewenangan untuk menetapkan
aturan. Akan tetapi bertitik tolak dari kewajiban yang Allah tetapkan yaitu
mencegah mafsadah (kerusakan) dan tidak mencampakkan diri ke dalam kebinasaan.
(08).
Tidak merugikan pihak lain
Bisnisman muslim adalah seorang yang
ksatria dalam persaingan bisnis. Dia memiliki prinsip tidak merugikan pihak
lain. Dia tidak akan mempermainkan harta untuk merugikan pihak-pihak lain. Dia
tidak akan mematok harga yang tinggi karena memanfaatkan kebutuhan orang lain
terhadap barang yang dia jual atau karena mengingat dia adalah produsen
satu-satunya.
Dari Ma’mar bin Abdullah, Rasulullah
bersabda,
- “Tidak ada orang yang menimbun barang dagangan melainkan seorang pendosa“ ….(HR Muslim no 4207).
(09).
Loyal dengan orang-orang yang beriman
Oleh karena itu, businessman muslim
tidak akan mengadakan hubungan dagang dengan pihak-pihak yang secara
terang-terangan menyatakan permusuhan dengan Islam dan kaum muslimin.
(10).
Mempelajari hukum-hukum syar’i seputar muamalah.
Di antara keyakinan setiap muslim
adalah hukum-hukum syar’i itu mencakup semua aspek kehidupan. Oleh karena itu,
khalifah Umar mengusir pedagang yang tidak menguasai hukum jual beli dari pasar
kaum muslimin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar